LAPORAN BACAAN
Nama :Dian
PS Silalahi
Semester :
IIV- PAK
Dosen :
Dr. Yonas Muanley M. Th
M. Kuliah :
Sejarah Gereja
1.
Arti Gereja.
Gereja merupakan kata pungut dalam Bahasa Indonesia dari Bahasa Portugis igreja. Bahasa Portugis
selanjutnya memungutnya dari Bahasa Latin Ecclesia yang memungutnya dari Bahasa Yunani ekklêsia yang
berarti dipanggil keluar (ek=keluar; klesia dari
kata kaleo=memanggil) orang yang dipanggil keluar. Jadi,
ekklesia berarti kumpulan orang yang dipanggil ke luar (dari dunia ini). Adanya ekklesia (berkumpul) karena
ada yang memanggil (panggilan).
Kata ekklesia ini kemudian dipakai
oleh penulis-penulis Perjanjian Baru untuk menunjuk pada persekutuan
orang-orang yang dipanggil oleh Yesus (orang-orang yang percaya kepada Yesus
Kristus). Kata ekklesia kemudian menjadi pokok penelitian para teolog dengan
menghasilkan pengertian yang berkembang dari kata ekklesia tsb. Beberapa teolog mendefinisikan arti
kata Gereja sebagai berikut:
Kata Gereja berasal dari kata dalam
bahasa Portugis “igreja”, yang berasal dari kata Yunani “ekklesia” yang
berarti: mereka yang dipanggil. Mereka yang pertama dipanggil oleh Yesus
Kristus ialah para murid dan sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke surga dan turunnya
Roh Kudus pada hari pentakosta, para murid itu menjadi “rasul”, artinya “mereka
yang diutus” untuk memberitakan Injil sehingga lahirlah Gereja (van den End,
1992:1-2).
Deitrich Kuhl. Istilah Yunani
“ekklesia” dibentuk dari kata ‘ek’ (=dari) dan ‘kaleo’ (=memanggil), yaitu
‘mereka yang dipanggil keluar’. Dalam Perjanjian Baru istilah ‘ekklesia’
diapakai 115 kali, 10 kali dalamarti
Gereja secara menyeluruh (misalnya Mat. 16:18) dan selebihnya
dalam arti “Gereja lokal” atau
“jemaat setempat” (misalnya Mat. 18:17). Jadi kata ‘ekklesia’ dalam
Perjanjian Baru mempunyai arti:
·
Ekklesia adalah kaum yang dipanggil keluar dari kehidupan
yang lama dan keluar dari kuasa Iblis, dipanggil Allah sendiri, dipindahkan ke
dalam kerajaan Allah-terjadi perubahan status dan pola hidup.
·
Ekklesia adalah kaum yang dipanggil keluar dari hidup bagi
diri sendiri dan dipanggil untuk hidup bagi Tuhan, beribadah kepada Tuhan dan
melayani Tuhan-perubahan tujuan hidup dan pandangan dasar (Dietrich Kuhl,
1992:34).
Menurut Henry C. Thiessen, ayat-ayat
dalam PB yang memakai kata ‘ekklesia’: 1 Kor. 12:13; 1 Ptr. 1:3, 22-25; Mat.
16:18; 1 Kor. 15:9; Gal. 1:13; Flp. 3:6; Ef. 5:25-27; Ef. 1:22, 5:23; Kol.
1:18; 1 Kor. 12:28; Ef. 3:10; Ibr. 12:23, yang berarti sekelompok orang yang
terpanggil, sebagai suatu majelis warga negara dari suatu negara yang mandiri,
namun PB memberi arti rohani dari kata ekklesia yaitu sekelompok orang yang
dipanggil keluar dari dunia dan dari hal-hal yang berdosa (Thiessen, 1995:476).
Kata "gereja" atau
"jemaat" dalam bahasa Yunani adalah ekklesia; dari kata kaleo,
artinya "aku memanggil/memerintahkan". Secara umum ekklesia diartikan
sebagai perkumpulan orang-orang. Tetapi dalam konteks Perjanjian Baru kata ini
mengandung arti khusus, yaitu pertemuan orang-orang Kristen sebagai jemaat
untuk menyembah kepada Kristus.
Amanat Agung yang diberikan Kristus
sebelum kenaikan ke surga (Mat. 28:19-20) betul-betul dengan setia dijalankan
oleh murid-murid-Nya. Sebagai hasilnya lahirlah gereja/jemaat baru baik di
Yerusalem, Yudea, Samaria dan juga di perbagai tempat di dunia (ujung-ujung
dunia.
Kata Gereja (Portugis: Igreja) itu
berasal dari kata Yunani "Ekklesia" artinya "orang-orang yang
dipanggil keluar", jadi kata
itu tak menunjuk kepada bangunan yang terbuat dari batu. Gereja adalah
Tubuh Mistika Kristus yang hadir di bumi dan Kristus adalah Kepala dan Batu
Penjuru Gereja. Gereja terdiri dari umat beriman yang telah dipanggil
keluar dari kegelapan kepada terang keselamatan Allah di dalam Kristus.
Bangunan gedung adalah tempat berkumpulnya "Gereja" ini. Oleh
karena itu bangunan gedung itu seharusnya disebut "gedung Gereja",
bukan "Gereja" itu sendiri.
Kata gereja dalam
kehidupan sehari-hari di Indonesia dipakai dalam beberapa arti:
Gereja dalam arti menunjuk pada gedung/tempat
beribadah orang Kristen. Istilah ini sering kita pakai atau dipakai oleh
komunitas non Kristen. Misalnya ketika hari Minggu orang yang pergi beribadah,
ketika ditanya maka jawabannya: saya mau ke Gereja. Hari minggu gereja di mana?
Dst. Komunitas lain, misalnya kondektur hendak memberi tahu kepada penumpang
yang akan turun di tempat yang berdekatan dengan rumah gereja, selalu berkata,
gereja … gereja … gereja. Jadi gereja sering dipahami sebagai tempat
perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen. Tempat ibadah itu bisa bangunan
yang dirancang khusus, memiliki ijin dll utk dipakai sebagai tempat beribadah.
Selain itu, kondisi Indonesia, khususnya Jakarta menyebabkan orang menjadikan
rumah, hotel, aula sebagai tempat beribadah.
Gereja dalam arti “umat”
atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini diterima sebagai arti
pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukan sebuah gedung.
Gereja juga dipahami sebagai mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen. Misalkan
Gereja Katolik, Gereja Protestan (HKBP, GPIB, GSA dll).
Arti keempat ialah lembaga (administratif) daripada
sebuah mazhab Kristen. Misalkan kalimat “Gereja menentang perang Irak”. Gereja (untuk arti pertama)
terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus pada hari rayaPentakosta, yaitu ketika Roh Kudus yang dijanjikan Allah
diberikan kepada semua yang percaya pada Yesus Kristus pada waktu di Yerusalem
dan dalam sejarah perkembangan Gereja. Dari kajian tentang Gereja dan
sejarahnya maka perlu diinsafi hal berikut ini: Gereja ada karena Yesus memanggil
orang menjadi pengikut-Nya. Maka Gereja mempunyai wujud yaitupersekutuan dengan
Kristus dan persekutuan dengan manusia lain dan persekutuan dalam melaksankana
amanat-Nya yaitu pekabaran Injil (Mat. 28:19, Kis. 1:8) (H. Berkhof dan I. H.
Enklaar, 2004:vii).
2. Arti
Sejarah Gereja
Berdasarkan definisi atas dua kata,
sejarah dan Gereja seperti tersebut di atas maka berikut
ini dirumuskan pengertian dari kata “Sejarah Gereja”. Pengertian tentang Sejarah Gereja,
sering dirumuskan berdasarkan dua pendekatan yaitu uraian empiris dan penilaian
teologis. Berdasarkan pendekatan ini maka kajian teoritis-teologis dari para
teolog tidak sama dalam member definisi Sejarah Gereja. Ini berarti kita akan
menemukan banyak definisi tentang Sejarah Gereja. Keragaman definisi
ini disebabkan karena filosifi daripara ahli tersebut. Filosofi para ahli
Sejarah Gereja mempengaruhi rumusannya tentang Sejarah Gereja. Ada yang
merumuskan pengertian Gereja berdasarkan uraian empiris dan ada pula dengan
penilaian teologis. Ini perlu dikemukakan supaya kita tidak bingung melihat
keanekaragaman definisi tersebut. Akan tetapi, dari keanekaragaman definisi
tersebut dipilih, dipertimbangan, kemudian dirumuskan suatu definisi konseptual
dan operasional dari pengertian Sejarah Gereja yang kemudian memberi arah dalam
kerangka studi Sejarah Gereja yang akan kita lakukan.
Definisi dari para ahli tentang Sejarah Gereja dipaparkan
sbb:
a.
Sejarah Gereja adalah sejarah agama Kristen
b. Sejarah Gereja adalah sejarah
perhimpunan-perhimpunan yang mengakui Yesus Kristus
c. Sejarah Gereja adalah sejarah Gereja
Yesus Kristus
d. Sejarah Gereja adalah sejarah tafsir
Alkitab
e. Sejarah Gereja adalah kisah tentang
perkembangan-perkembangan dan perubahan-perubahan yang dialami Gereja, sebagai
persekutuan meraka yang dipanggil Kristus, selama di dunia ini
f. Sejarah Gereja adalah
pertanggungjawaban masa silam Gereja yang terjadi dalam terang Injil Yesus
Kristus
g. Sejarah Gereja adalah kisah tentang
perubahan hidup yang dialami manusia karena keselamatan yang diimaninya di
dalam Yesus Kristus dan bagaimana mewujudnyatakan keselamatan tersebut
sebagaimana yang diajarkan Alkitab.
KESIMPULAN :
Jadi definisi Sejarah Gereja yang
mempertimbangkan aspek empiris dan penilaian teologis adalah sbb: Sejarah Gereja adalah
pertanggungjawaban masa silam Gereja yang terjadi dalam terang Injil Yesus
Kristus dan bagaimana hidup manusia dipengaruhi dan diubah oleh keselamatan
yang diberikan Allah dalam Yesus Kristus kepadanya (uraian kenyataan) dan
apakah perwujudan keselamtan dalam kehidupan manusia yang digumuli Gereja,
sebagai persekutuan orang yang mengakui Yesus Kristus, sesuai dengan Alkitab
(penilaian Teologis).